Stop Piracy.

Rabu, 15 Mei 2013

Kultur Jaringan Tanaman Jati


KULTUR JARINGAN TANAMAN JATI





1.1 Latar Belakang

Kayu jati memiliki kualitas tinggi, sehingga permintaan terus meningkat dari tahun ke tahun. Permintaan mencapai 2,5 – 3 Juta m3/tahun oleh Perum Perhutani baru dipenuhi 250.000 - 300.000 m3/tahun (Trubus, 2001). Kayu jati sifat silvikulturnya secara umum telah dikuasai sehingga peluang penelitian dan pengembangannya dengan mudah dilakukan. Oleh karena itu banyak negara saat ini sedang meneliti dan mengembangkan jati, bahkan ada keinginan menjadikannya sebagai kayu Internasional (International wood) (Na’iem, 2001).

Di Indonesia produsen bibit menyikapi dengan menyediaan materi (bibit tanaman) dengan metode baru yaitu pembiakan vegetatif melalui kultur jaringan. Menurut Leksono (1998), jika dibandingkan dengan tanaman jati yang dikembangbiakan dari biji (jati lokal) hasil kultur jaringan mempunyai pertumbuhan yang lebih seragam (80 %), sedangkan jati asal biji tingkat keseragamannya hanya 20 %. Daur pohon Jati hasil kultur jaringan lebih cepat (15 tahun siap panen) sedangkan asal biji perlu waktu di atas 40 tahun. Menurut PT. Monfori sebagai salah satu produsen bibit menyatakan pertumbuhan mencapai 6,5 cm per minggu. Pada umur 15 tahun diameter mencapai 40 cm sehingga sudah bisa dipanen.

Menurut Pandit (2000) ada hubungan kecepatan pertumbuhan dengan sifat-sifat kayu.Semakin dipacu pertumbuhannya, semakin berkurang kerapatan sel-selnya. Sel-sel akan mengembang sehingga dinding sel semakin tipis. Jika dianalogikan sebuah balon ditiup semakinbesar, dindingnya semakin tipis kemungkinan pecah semakin besar. Menurut Prayitno (1995), struktur anatomi merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi kualitas kayu. Kelompok indikator kualitas kayu adalah dimensi serat kayu yang meliputi panjang serat, diameter lumen, serta tebal dinding serat, irisan transversal yang dapat dipilahkan ke dalam persen komponen kayu seperti persen serabut, jari-jari, parenkim, saluran damar dan trakeid. Faktor-faktor irisan transversal kayu yang dirinci ke dalam porsi tipe sel penyusun kayu sangat berhubungan erat dengan sifat dasar kayu dan pembuburan kayu serta sifat permesinan kayu.

Dari uraian di atas, maka kami mengambil judul “Perbanyakan Bibit Tanaman Jati melalui Kultur Jaringan ” sebagai judul makalah ini
2.1 Kultur Jaringan

Semakin berkembangnya teknologi pertanian penyediaan benih tidak hanya dapat diperoleh dari sumber benih, akan tetapi dapat dikembangkan dengan teknologi kultur jaringan. Menurut BBPP Lembang (2008) yang dimaksud dengan kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ , serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali.

Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan masal tanaman yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat, selain itu diperoleh tanaman yang bebas virus, membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif.






2.2 Fisiologi Tanaman Jati

Jati (Tectona grandis L.f.) dikenal sebagai kayu komersial bermutu tinggi, termasuk dalam suku Verbenaceae. Daerah sebaran asli dari jati meliputi India, Myanmar dan Thailand.

Jati pertama kali ditanam di Indonesia (di Pulau Jawa) diperkirakan pada abad ke 2 Masehi, yang dilakukan oleh para penyebar agama Hindu. Saat ini jati telah dikenal secara luas dan dikembangkan oleh pemerintah, swasta, dan petani. Tanaman ini telah banyak dikembangkan, bahkan di beberapa tempat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan tradisional masyarakat.

Di Indonesia, tanaman jati secara khusus berpotensi meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, pedagang, dan industri pengolahan. Secara umum berperan dalam pembangunan daerah dan nasional. Kayu jati dan hasil olahannya memiliki wilayah pemasaran yang luas, di luar maupun di dalam negeri. Tanaman jati memiliki masa tebang yang panjang sehingga memiliki fungsi lingkungan dalam pengaturan tata air (hidrologi) dan iklim lokal.

Menurut Trubus (2001) kayu jati juga memiliki kualitas tinggi, sehingga permintaan terus me-ningkat dari tahun ke tahun. Permintaan mencapai 2,5─3 Juta m3/tahun oleh Perum Perhutani baru dipenuhi 250.000─300.000 m3/tahun.

Kayu Jati (Tectona grandis L.f.) merupakan salah satu bahan baku industri perkayuan yang populer karena memiliki banyak kelebihan. Meskipun pada akhir-akhir ini kecenderungan penggunaan kayu lain sudah sangat meluas, namun kayu Jati masih merupakan pilihan utama terbukti dari kebutuhan kayu Jati, baik dalam maupun luar negeri yang terus meningkat (GTEI 2003).

Akan tetapi pasokan kayu Jati semakin lama semakin berkurang karena maraknya penjarahan, seperti yang terjadi di Kudus dan Pati pada tahun 1998 (Prayitno, 2003) serta di KPH Cepu selama Januari─Juli 2000 (Soedaryanto, 2000) dan juga akibat umur panen kayu Jati konvensional yang relatif panjang (minimal 45 tahun).

Jati menjadi tanaman yang sangat populer sebagai penghasil bahan baku untuk industri perkayuan karena memiliki kualitas dan nilai jual yang sangat tinggi. Kekuatan dan keindahan seratnya merupakan faktor yang menjadikan kayu jati sebagai pilihan utama. Kebutuhan akan kayu jati selalu meningkat baik di dalam maupun luar negeri sedangkan populasi dan pasokannya semakin menipis karena siklus umur panen jati konvensional relatif lama (sekitar 45 tahun). Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan tanaman jati yang memiliki umur panen relatif cepat (genjah) dengan keindahan dan kualitas serat memadai yang dapat memenuhi kebutuhan pasar  



2.3 Mekanisme Kultur Jaringan pada Tanaman Jati
Menurut Sukmadjaja (2003) bahwa secara umum, produksi bibit melalui metode kultur jaringan memerlukan beberapa tahap, yaitu (1) penyediaan bahan tanaman (eksplan) dari induk terpilih, (2) sterilisasi eksplan yang akan ditanam pada media inisiasi, (3) penanaman pada media untuk penggandaan atau multiplikasi tunas, (4) penanaman pada media untuk perakaran atau pembentukan planlet, dan (5) aklimatisasi (Murashige, 1974; George dan Sherrington, 1984). Pada metode perbanyakan untuk tanaman jati genjah, umumnya tidak dilakukan tahap multiplikasi tunas dan perakaran tetapi diganti menjadi tahap induksitunas dan elongasi, sedangkan tahap perakaran dilakukan pada saat aklimatisasi.
Metode ini cukup sederhana dan mirip dengan cara perbanyakan dengan stek secara konvensional. Oleh karena itu, metode perbanyakan jati genjah sering disebut secara stek mikro. Keuntungan penggunaan metode ini adalah tanaman yang dihasilkan stabil secara genetik.
2.3.1        Persiapan Bahan Tanaman
Salah satu kunci keberhasilan untuk mendapatkan bahan tanaman yang responsif dan dapat diperbanyak secara kultur in vitro adalah bahan tanaman yang masih muda. Untuk tanaman kehutanan atau tanaman tahunan lainnya daya tumbuh bahan yang akan ditanam sangat diperhatikan (Mariska dan Purnamaningsih, 2001). Daya tumbuh tunas muda akan hilang secara fisik apabila jarak antara ujung tunas dan akar semakin jauh karena pertumbuhan (George dan Sherrington, 1984). Pada tanaman tahunandewasa, tunas muda yang memiliki daya tumbuh tinggi (juvenil) seringmuncul pada bagian tanaman yang dekat dengan tanah atau sering disebut tunas air (Gambar 1a). Tunas juvenil dari tanaman berkayu tahunan dewasayang akan digunakan sebagai bahan tanaman untuk kultur jaringan, juga dapat diperoleh dengan cara melakukan pemangkasan berat. Tunas yang muncul setelah pemangkasan dapat digunakan sebagai bahan tanaman (Gambar 1b). Selain itu, fase juvenil kadang-kadang dapat juga diinduksi dengan cara melakukan penyemprotan tanaman dewasa dengan GA3 atau campuran antara auksin dan GA3 (George dan Sherrington, 1984).
Untuk memudahkan proses sterilisasi bahan tanaman, sangat dianjurkan bahwa tanaman induk berada atau ditanam di kamar kaca. Keberadaan tanaman induk di kamar kaca memudahkan perlakuan penyemprotan dengan fungisida dan bakterisida secara periodik sehingga dapat mengurangi tingkat kontaminasi bahan tanaman yang akan disterilisasi.



a = tunas yang tumbuh dekat dengan permukaan tanah, b = tunas yang tumbuh dari batang yang dipangkas berat.
2.3.2 Sterilisasi Bahan Tanaman dan Inisiasi Kultur Aseptik
Sterilisasi bahan tanaman (eksplan) merupakan langkah awal yangcukup penting dan dapat menentukan keberhasilan penanaman secara invitro. Eksplan yang akan ditanam pada media tumbuh harus bebas dari mikroorganisme kontaminan. Tahap sterilisasi sering menjadi kendala utama keberhasilan perbanyakan tanaman secara in vitro. Terlebih iklim tropisseperti Indonesia yang memungkinkan kontaminan seperti cendawan dan bakteri terus tumbuh sepanjang tahun. Untuk tanaman tertentu, sterilisasi sulit dilakukan karena kontaminan berada pada bagian internal dari jaringan tanaman.
Sterilisasi eksplan biasanya dilakukan dengan cara merendam bahan tanaman dalam larutan kimia sistemik pada konsentrasi dan waktu perendaman tertentu, baik dengan menggunakan satu macam maupun dengan macam-macam sterilan. Bahan-bahan yang biasanya digunakan untuk sterilisasi antara lain alkohol, natrium hipoklorit (NaOCl), kalsium hipoklorit atau kaporit (CaOCl), sublimat (HgCl2), dan hidrogen peroksida (H2O2). Jenis bahan, konsentrasi, dan waktu yang diperlukan untuk sterilisasi bahan tanaman secara umum disajikan pada Tabel 1. Eksplan yang telah disterilisasi harus segera ditanam secara in vitro.
Dari sekian banyak komposisi media yang telah berkembang, media dasar Murashige dan Skoog (MS) (Tabel 2) merupakan media dasar yang paling banyak digunakan, baik untuk tanaman herba maupun berkayu. Pada tahap induksi tunas tanaman jati, media MS merupakan media dasar yang paling banyak digunakan, selain itu modifikasi media MS juga banyak digunakan.
Penambahan zat pengatur tumbuh pada media kultur merupakankunci keberhasilan baik pada tahap induksi maupun elongasi tunas. Umumnya media yang digunakan pada tahap induksi tunas jati adalah media MS yang ditambah zat pengatur tumbuh golongan sitokinin sepertibenzylaminopurine (BAP) atau furfurylaminopurine (kinetin) atau kombinasi keduanya dengan konsentrasi antara 0,1-1 mg/l. Gupta et al. (1980) menggunakan media dasar MS ditambah kinetin 0,1 mg/l dan BAP 0,1 mg/l untukmenginduksi tunas adventif dari eksplan tanaman jati berupa tunas ujungdan batang satu buku. Media kultur dibuat padat dengan penambahan 8 g/lagar dan 20 g/l gula serta pH media 5,8. Eksplan yang digunakan pada tahap induksi dapat berupa tunas apikal atau tunas adventif yang berasal dari batang satu buku dengan ukuran 1-2 cm. Indikasi lain pada tahap induksi tunas yang dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan pada tahap selanjutnya (tahap elongasi) adalah terbentuknya kalus kompak pada bagian dasar batang eksplan. Umur biakan pada tahap induksi tunas sekitar 3minggu. Pada umur tersebut biakan sudah berada pada kondisi yang optimal untuk dipindahkan pada tahap elongasi (Gambar 2).
Pada tahap elongasi atau pemanjangan tunas, biakan ditanam pada media dasar MS tanpa penambahan zat pengatur tumbuh atau dapat ditambahkan sitokinin dengan konsentrasi yang sangat rendah (0,01-0,05 mg/l)bahkan jika perlu dapat ditambah asam giberelik (GA3) dengan konsentrasi 0,1-1 mg/l untuk tujuan pemanjangan buku tanaman. Penambahan gula agar dan pH media sama seperti pada media untuk induksi tunas. Umuryang diperlukan pada tahap elongasi tunas hingga siap untuk dipanen atau digunakan untuk ditransfer kembali pada media induksi berkisar antara 2-4minggu. Pada umur 3 minggu tunas dapat mencapai tinggi 5-8 cm dengan jumlah buku antara 3-5 dan siap untuk diaklimatisasi (Gambar 3). Biakan biasanya disimpan pada kondisi ruangan suhu 25±2oC dengan periode terang (1000—3000 lux) selama 16 jam per hari.

2.3.3 Aklimatisasi
Aklimatisasi dapat didefinisikan sebagai proses penyesuaian suatu organisme untuk beradaptasi pada lingkungan yang baru. Proses aklimatisasi sangat penting karena akan menentukan apakah tanaman yang berasal dari in vitro dapat beradaptasi atau tidak pada kondisi in vivo. Umumnya biakan hasil kultur jaringan yang akan diaklimatisasi harus berupa planlet artinya biakan harus mempunyai perakaran dan pertunasan yang proporsional. Akan tetapi pada perbanyakan tanaman jati melalui kultur jaringan, biakan yang akan diaklimatisasi berupa biakan tanpa akar (stek mikro).
Induksi perakaran dilakukan pada saat aklimatisasi dengan terlebih dahulu merendam atau mencelupkan bagian dasar batang dalam larutan yang mengandung senyawa auksin seperti IBA dan NAA atau dengan Rooton F.Biakan yang berasal dari tahap elongasi yang akan diaklimatisasi dan diinduksi perakarannya harus terlebih dahulu dibuang bagian kalusnya dan dibersihkan pada air mengalir. Harus diperhatikan pula bahwa dalam proses aklimatisasi tunas jati memerlukan kelembaban yang cukup dan media tumbuh tidak terlalu basah. Media tumbuh yang digunakan dapat berupa campuran tanah + arang sekam (1 : 1) atau tanah + serbuk sabut kelapa (1 : 1)atau tanah + kompos halus (1 : 1). Media sebaiknya disterilisasi dahulu dengan pemanasan dan tekanan uap. Media yang telah disterilisasi dapat diletakkan dalam bak plastik atau bak semen yang ada di kamar kaca. Untuk menjaga kelembaban dilakukan penyungkupan dengan plastik, sedangkan untuk mempercepat pertumbuhan bibit, penyemprotan dengan pupuk daunseperti Hyponex, Bayfolan, dan Gandasil sangat dianjurkan pada umur 1 minggu satelah tanam. Aklimatisasi bibit jati di pesemaian. Umur bibit tanaman jati genjah hasil kultur jaringan yang cukup baik untuk dipindahkan ke lapang (bibit siap salur) berumur sekitar 3 bulan. Pada umur tersebut bibit jati genjah dapat mencapai tinggi sekitar 30-50 cm. Tanaman jati hasil kultur jaringan setelah umur 6 bulan disajikanpada, sedangkan diagram tahap-tahap perbanyakan tanaman jati melalui kultur jaringan dapat dilihat pada Gambar 4.




2.3.4 Bibit Siap Tanam
Diameter batang dan tinggi bibit tidak bisa dijadikan acuan untuk menentukan kualitas bibit. Ciri bibit yang berkualitas baik dan siap tanam adalah:
1.    Media sarang dan akarnya kuat mengikat media. Ciri-cirinya adalah jika bibit dicabut dari polibag maka media dan akar akan membentuk gumpalan yang utuh namun berpori/tidak keras padat.
2.    Batang tunggal, kokoh, dan sudah berkayu. Bibit tumbuh tegak, antara diameter dan tinggi tampak seimbang.
3.    Pucuk sehat, daun segar, dan tidak terserang hama atau penyakit.

2.4 Estimasi Produksi Bibit
Berdasarkan jumlah buku yang dapat dijadikan sebagai faktor penggandaan atau multiplikasi yang dihasilkan dari setiap periode subkultur, banyaknya tanaman jati yang dapat dihasilkan pada satuan waktu tertentu dapat diprediksi. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor lain yangdapat menyebabkan kehilangan/ kerusakan selama proses perbanyakan dilaboratorium dan kamar kaca. Pennell (1987) memberikan formulasi untuk menghitung potensi jumlah tanaman yang dapat dihasilkan secara teoritis dalam satu periode (satu tahun), dengan rumus sebagai berikut:
y = An x B x F1 x F2 x F3
Keterangan:
y = jumlah planlet/tanaman yang dapat dihasilkan
A = jumlah tunas yang dihasilkan pada setiap periode subkultur (faktor multiplikasi)
B = jumlah eksplan awal yang tumbuh
n = jumlah subkultur pada periode tertentu (per tahun)
F1 = persentase keberhasilan kultur pada tahap induksi tunas
F2 = persentase keberhasilan kultur pada tahap elongasi tunas
F3 = persentase keberhasilan aklimatisasi
Sebagai contoh, suatu laboratorium kultur jaringan memulai kegiatan perbanyakan tanaman jati genjah dengan hanya satu eksplan awal berupatunas yang sudah steril dan responsif (B), dengan asumsi jumlah buku yangdapat disubkultur sebanyak 3 (A), frekuensi subkultur 8 kali per tahun (n),80% keberhasilan pada tahap induksi tunas (F1), 90% keberhasilan pada tahap elongasi (F2), dan 80% keberhasilan pada tahap aklimatisasi (F3), maka jumlah tanaman yang dapat diproduksi per tahun (y) adalah38 x 1 x 0,8 x 0,9 x 0,8 = 3779 tanaman. Apabila eksplan awal (B) yang dapat disediakan sebanyak 10 maka jumlah tanaman yang dapat dihasilkan sekitar 37.790 tanaman, jika eksplan awal 100 maka jumlah tanaman yang dapat dihasilkan 377.900, dan seterusnya.
Jumlah tanaman yang dihasilkan merupakan perhitungan teoritis, pada pelaksanaannya akan sangat tergantung kepada beberapa faktor pendukung lain yang berkaitan dan sangat menentukan seperti jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang tersedia. George dan Sherrington (1984) mengemukakan bahwa dengan menanam 90—100 tunas/orang/jam maka untuk memproduksi 1 juta tanaman dalam waktu serentak diperlukan beberapa ratus orang pekerja, yang tentunya akan memerlukan sarana laboratorium yang sangat besar.

http://natural1608.blogspot.com/2013/01/makalah-kultur-jaringan-tanaman-jati.html 

Rabu, 24 April 2013

sejarah tanaman rekayasa genetika

Sejarah Tanaman Rekayasa Genetika

Sejarah Nyata Dari Tanaman Rekayasa genetika
Jika Anda menyadari GMO dan apa yang mereka, maka Anda mungkin telah mendengar pernyataan FDA yang Makanan rekayasa genetika benar diuji, aman untuk dimakan, dan perlu untuk memberi makan dunia. Tapi sayangnya ide mereka tentang pengujian baik doesnt mencakup dampak jangka panjang dari GMO, atau mereka hanya menolak untuk aknowledge bahwa pestisida gen menggabungkan dengan bakteri usus kita untuk menciptakan pestisida BT adalah masalah.
Either way, Genetically Modified benih dan pangan adalah sesuatu yang harus kita hindari sama sekali.
Seputar masalah itu GMO (Genetically Modified Organisme) bervariasi-dari cara mengatur itu FDA pengujian untuk efek jangka panjang produk-produk makanan memiliki pada mereka yang mengkonsumsinya. Its tidak hanya fakta bahwa ada masalah besar dengan GMO, fakta bahwa persentase yang besar dari orang di negara kita dan orang lain, sama sekali tidak tahu akan bahaya yang terlibat atau bahkan lebih buruk, telah menyebabkan percaya bahwa GMO disetujui oleh ketat pengujian yang dilakukan oleh FDA.
Realitas brutal adalah bahwa FDA telah benar-benar ada pedoman untuk penelitian dan pengujian transgenik. Bagian terburuk, adalah bahwa FDA daun pengujian semua terserah perusahaan seperti Monsanto. Siapa yang Monsanto, Anda bertanya?
Monsanto adalah perusahaan yang TUMBUH MAKANAN Genetically Modified!
Apakah Anda melihat masalah dengan ini? Sejak kapan FDA beroperasi seperti ini?
Mempercayai FDA menjadi lebih sulit setelah kami melihat hasil tes yang sesungguhnya dilakukan oleh para peneliti pihak ke-3.
Apakah GMO?
1 dari semua, GMO hanya makanan tumbuh dari benih yang diubah. Benih dalam pertanyaan di sini adalah keturunan yang telah memiliki BT pestisida dimasukkan ke dalam gen mereka. Petani melakukan hal ini sebagai cara malas untuk menjaga tanaman dari yang dimakan oleh bug ini. Sehingga menjamin hasil panen yang lebih besar. Masuk akal?
Tapi bagaimana mungkin tidak ada yang berpikir bahwa pestisida suntik di suplai makanan kita bisa berbahaya?
Bukankah itu sebabnya kita percaya FDA perkasa? Jujur saja, GMO hanya salah satu dari banyak masalah yang kita temukan dalam makanan kita pasokan hari ini. Tapi kita akan tetap pada GMO untuk saat ini.
Sekarang, rekayasa genetika 'teknologi' membuat jalan melalui pintu ketika Bush senior dengan cara back office saat. Ketika Gedung Putih mandat kepada FDA untuk mempromosikan bioteknologi. Jadi yang bertanggung jawab mengembangkan kebijakan biotek?
Seorang mantan Monsanto PENGACARA!
Siapa yang akhirnya kembali ke Monsanto setelah pekerjaan di Gedung Putih dilakukan. Setelah kerusakan dilakukan akan ada apa-apa untuk menghentikan perusahaan seperti Monsanto dari suntik pestisida dan bahan kimia lainnya ke dalam persediaan makanan kami. Jelas pengacara menciptakan kebijakan yang akan meninggalkan itu sampai ke perusahaan yang sama yang menciptakan bioteknologi ini, untuk menguji mereka juga.
FDA telah menyatakan itu tidak mengetahui adanya informasi yang menunjukkan bahwa tanaman transgenik berbeda dalam cara yang berarti atau seragam,? dari non-transgenik tanaman dan karenanya didn t memerlukan pengujian. Tapi 44.000 dokumen internal yang FDA dipublikasikan oleh pertunjukan gugatan bahwa ini adalah kebohongan yang lengkap. Konsensus yang luar biasa di kalangan ilmuwan sendiri FDA s adalah bahwa makanan GM cukup berbeda dan dapat menyebabkan tidak terduga dan sulit-untuk-mendeteksi alergen, racun, penyakit baru dan masalah gizi. Ternyata bahwa FDA ilmuwan, yang telah mendesak atasan untuk meminta studi jangka panjang, diabaikan.
Pengaruh GMO Untuk Kesehatan Kita
Saya akan menggunakan jagung dan bidang kapas rekayasa genetika sebagai contoh. Yang keduanya sangat nyata.
Sekarang, ketika perusahaan-perusahaan ini memutuskan untuk menciptakan tanaman melestarikan diri dengan menyuntikkan pestisida BT ke dalam gen benih, sebagian besar niat mereka baik. Selain sedikit malas, dan / atau mencoba untuk membuat lebih banyak uang. Ide dasar adalah untuk menciptakan tanaman yang akan menciptakan pestisida mereka sendiri dalam rangka untuk menangkal bug dan makhluk. Itu berarti lebih banyak tanaman dan limbah yang sedikit.
Tapi tanpa pengujian yang tepat oleh perusahaan, kami wouldnt mengetahui bahwa pestisida ini BT sebenarnya akan menggabungkan dengan Gut kita sendiri gen bakteri - sehingga menciptakan pestisida yang mengerikan ini di dalam tubuh kita sendiri! Bahkan dalam dosis kecil ini telah terbukti menyebabkan penyakit yang berbeda dan risiko kesehatan lainnya.
Ini bagian selanjutnya dari artikel saya diambil langsung dari 'Benih Dari Penipuan' sebuah artikel. Berbunyi sebagai berikut:
"Pada tahun 1999, Dr Arpad Pusztai, atas keselamatan dunia s peneliti transgenik di Rowett Institute bergengsi di Skotlandia sedang bekerja di pemerintah Inggris hibah untuk merancang protokol pengujian jangka panjang dimaksudkan untuk menjadi bagian dari makanan GM resmi proses penilaian keselamatan Eropa Ketika Pusztai makan seharusnya tidak berbahaya untuk tikus transgenik,. mereka mengembangkan pertumbuhan sel pra-kanker yang berpotensi, otak kecil, hati dan testis, hati sebagian berhenti berkembang, dan menunjukkan tanda-tanda dari sistem kekebalan tubuh rusak.
Dengan kata lain, studi menyarankan bahwa makanan transgenik sudah di pasar, yang diciptakan dari proses yang sama, mungkin juga membuat efek seperti itu.
Ketika Dr Pusztai menyatakan keprihatinannya ia dipecat dari pekerjaannya 35 tahun dan dibungkam dengan ancaman gugatan. 20-anggota tim risetnya dibubarkan, semua protokol pengujian ditinggalkan, dan pembentukan pro-GM memulai kampanye disinformasi luas untuk mendiskreditkan hasil penelitian untuk melindungi reputasi makanan GM sudah di pasar.
Ketika undangan untuk bersaksi sebelum diperbolehkan Pusztai Parlemen untuk akhirnya menceritakan kisah memprihatinkan itu, terjadi kepanikan. Pencurahan liputan berita, berkata satu kolumnis, masyarakat dibagi menjadi dua blok berperang? atas masalah makanan GM. Penolakan industri yang luas transgenik dicapai dengan cepat berkat daya beli konsumen yang meyakinkan produsen untuk menjaga GMO keluar dari Uni Eropa, meskipun persetujuan resmi oleh pro-GM Komisi Eropa. "
Luar biasa, kan? Thats tidak semua, baca terus.
Tapi whats lebih menakjubkan adalah kenyataan bahwa Anda mungkin pernah mendengar tentang ini - dan itu terjadi pada tahun 1999, tidak terlalu lama lalu. Hal itu hampir tidak disebutkan sama sekali oleh Amerika sendiri kita Serikat media. Media kita juga gagal untuk menyebutkan apa yang terjadi dalam tes GM hanya manusia yang pernah dilakukan. Dalam tes ini ditemukan bahwa gen asing dimasukkan ke dalam tanaman makanan GM dapat mentransfer ke dalam DNA bakteri Gut kami. ini berarti bahwa lama setelah kita makan cornchips GM, flora usus kita mungkin akan terus memproduksi pestisida BT bahwa tanaman jagung GM yang direkayasa untuk memproduksi.
Media Amerika juga gagal untuk menyebutkan bahwa domba 10.000 meninggal dalam 5-7 hari dari kapas tanaman-yang merumput GM juga dirancang untuk menciptakan BT-toksin.
Aku tahu kedengarannya terpikirkan bahwa kita hidup dalam sebuah masyarakat yang baik doesnt peduli untuk menginformasikan kepada kami, atau bahkan lebih buruk dapat dikendalikan oleh seseorang atau sesuatu yang benar-benar akan mencegah informasi ini dari yang serius terkena.
Hanya pilihan sebagai konsumen adalah dengan menghindari makanan-makanan GM. Namun masalah dengan itu adalah bahwa lebih dari 65% dari semua makanan telah diciptakan dengan teknologi GM. makan sepenuhnya Organik makanan adalah satu-satunya cara kami untuk aman menghindari GMO beracun yang telah menginvasi semua persediaan makanan utama.
pribadi, saya telah menemukan bahwa membeli benih yang organik adalah cara yang lebih murah untuk menghasilkan benar-benar sehat persediaan Makanan organik. Anda dapat menemukan benih paket ini secara online. Mereka biasanya berkisar dari $ 37 - $ 100, tergantung pada seberapa besar sebuah taman yang ingin Anda tanam.
Its jauh lebih murah daripada membeli semua makanan Anda dari toko organik, dan Anda akan tahu pasti bahwa Anda makan Makanan organik 100%. Untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana Anda dapat mulai Anda sendiri orgainc kebun atau atleast mencari tahu makanan mana yang tidak dimodifikasi secara genetik.

http://id.prmob.net/monsanto/makanan-rekayasa-genetika/rekayasa-genetika-organisme-123309.html

Rabu, 20 Februari 2013

Budidaya Tanaman Nangka


Budidaya Nangka ( Artocarpus Heterophyllus Lamk ) 

 

Nangka merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia. Di Indonesia pohon ini memiliki beberapa nama daerah antara lain nongko/nangka (Jawa, Gorontalo), langge (Gorontalo), anane (Ambon), lumasa/malasa (Lampung), nanal atau krour (Irian Jaya), nangka (sunda). Beberapa nama asing yaitu: jacfruit, jack (Inggris), nangka (Malaysia), kapiak (Papua Nugini), liangka (Filipina), peignai (Myanmar), khnaor (Kamboja), mimiz, miiz hnang (laos), khanun (Thailand), mit (Vietnam).

Jenis Tanaman
Di Indonesia lebih dari 30 kultivar di Jawa terdapat lebih dari 20 kultivar. Berdasarkan sosok pohon dan ukuran buah nangka terbagi dua golongan yaitu pohon nangka buah besar dan pohon nangka buah mini.
  1. Nangka buah besar: tinggi mencapai 20-30 m; diameter batang mencapai 80 cm dan umur mulai berbuah sekitar 5-10 tahun.
  2. Nangka buah kecil: tinggi mencapai 6-9 m; diameter batang mencapai 15-25 cm dan umur mulai berbuah sekitar 18-24 bulan.
Berdasarkan kondisi daging buah nangka dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
  1. Nangka bubur: daging buah tipis, lunak agak berserat, beraroma keras mudah lepas dari buah.
  2. Nangka salak: daging buah tebal, agak kering aromanya kurang keras. (nangka celeng dan nangka belulang).
  3. Nangka cempedak: daging buah tipis, liat dan beraroma harum spesifik. Varietas-varietas unggul nangka yang ditanam di Indonesia yaitu: nangka bilulang/nangka celeng, nangka cempedak, nangka dulang, nangka kandel, nangka kunir, nangka merah, nangka salak, nangka mini, dan nangka misin.
Manfaat Tanaman



  1. Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran.
  2. Tepung biji nangka digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran).
  3. Daun muda dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
  4. Kayu nangka dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, untuk tiang kuda dan kandang sapi ( di Priangan), dayung, perkakas, dan alat musik.
  5. Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional.

Sentra Penanaman
Merupakan buah utama bahkan dianggap sebagai pangan pokok pada saat kekurangan pangan. Di Asia Tenggara, nangka terutama dipelihara di pekarangan dan dikebun buah campuran; pada tahun 1980-an beberapa kebun buahnya yang luas ditanamai nangka sebagai tanaman tumpang sari dengan Nangka. Karena buahnya mudah sekali busuk, tidak dapat dilakukan perdagangan ekspor ke Australia, Eropa dan sebagainya dari pabrik-pabrik pengalengan di Malaysia.

Syarat Tumbuh
Iklim
  1. Angin berperan dalam membantu penyerbukan bunga pada tanaman nangka.
  2. Pohon nangka cocok tumbuh di daerah yang memilki curah hujan tahunan rata-rata 1.500-2.500 mm dan musim keringnya tidak terlalu keras. Nangka dapat tumbuh di daerah kering yaitu di daerah-daerah yang mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan
  3. Sinar matahari sangat diperlukan nangka untuk memacu fotosintesa dan pertumbuhan, karena pohon ini termasuk intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terganggunya pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhannya.
  4. Rata-rata suhu udara minimum 16-21 derajat C dan suhu udara maksimum 31- 31,5 derajat C.
  5. Kelembaban udara yang tinggi diperlukan untuk mengurangi penguapan.
Media Tanam
  1. Pohon nangka dipelihara di berbagai tipe tanah, tetapi lebih menyenangi aluvial, tanah liat berpasir/liat berlempung yang dalam dan beririgasi baik.
  2. Umumnya tanah yang disukai yaitu tanah yang gembur dan agak berpasir. Pohon ini hidup pada tanah tandus sampai subur dengan kondisi reaksi tanah asam sampai alkalis. Bahkan pada tanah gambutpun pohon ini dapat tumbuh dan menghasilkan buah.
  3. Pohon nangka tahan terhadap pH rendah (tanah masam) dengan pH 6,0-7,5, tetapi yang optimum pH 6–7.
  4. Kedalaman air tanah yang cocok bagi pertumbuhan nangka adalah 1-2 m atau antara 1-2.5 m. Karena perakarannya sangat dalam, maka sebaiknya ditanam pada tanah yang cukup teball lapisan atasnya (kira-kira 1 m).
Ketinggian Tempat
Pohon nangka dapat tumbuh dari mulai dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.300 m dpl. Namun ketinggian tempat yang terbaik untuk pertumbuhan nangka adalah antara 0-800 m dpl.

Pedoman Budidaya


Pembibitan

1) Persyaratan Bibit
Umumnya perbanyakan tanaman nangka dilakukan dengan menggunakan bijinya, karena perbanyakkan dengan cangkok atau okulasi hanya sedikit persentase jadinya. Hal ini mungkin disebabkan kandungan lateksnya yang dapat menghambat proses persatuan. Seleksi dilakukan sejak masa pembibitan apabila ingin mendapatkan nangka yang bersifat unggul (cepat berbuah, mampu berproduksi banyak dengan buah yang berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bibit yang baik adalah:
  1. Bibit harus berasal dari jenis atau varietas yang unggul (produksi tinggi, buah berkualitas baik, berumur panjang dan tahan terhadap hama dan penyakit).
  2. Bibit harus sehat yang dapat dilihat dari sosoknya yang kokoh, batangnya kuat, lurus dan tumbuh tegak, percabangan banyak serta daun bagian atas berwarna hijau segar dan mengkilap.
2) Penyiapan Bibit
Penanganan benih mencakup pencucian secara hati-hati untuk membuang kulit biji yang berlendir dan membuang bagian perikarp yang berupa tanduk; perlakuan ini akan memperbaiki perkecambahan. Benih disemai sewaktu masih segar; jika diperlukan penyimpanan jangka pendek, benih tidak boleh dibiarkan mengering. Benih yang memilki 40% dari kandungan air aslinya dan disimpan dalam wadah plastik yang kedap, dengan suhu udara 20 derajat C masih mampu berkecambah selama 3 bulan. Dalam kondisi yang memadai perkecambahan dapat diawali setelah 10 hari dan mencapai persentase perkecambahan 80-100% dalam jangka waktu 35-40 hari setelah disemai. Benih hendaknya diletakkan mendatar atau dengan hilumnya menghadap ke bawah untuk perkecambahan. Cara pembiakan pohon nangka dengan okulasi memerlukan keterampilan khusus dan pengalaman dan persentase jadinya rendah. Keuntungannya antara lain cepat berbuah dan sifatnya induknya dapat diturunkan.Tanaman yang digunakan sebagai pangkal bawah adalah anakan nangka/cempedak yang asalnya dari biji.

Cara okulasinya adalah sebagai berikut:
  1. Sayat sebuah mata kayu (mata entras) dari batang nangka, dengan kulitnya kira-kira 2 cm dari atas sampai 2 cm di bawah mata. Kayu yang terbawa dibuang dengan hati-hati agar titik tumbuh mata tidak rusak.
  2. Sayat kulit pohon pangkal bawah , kira-kira 10-20 cm di atas leher akar dengan lebar 2-3 cm dan panjangnya 3-4 cm. Ungkitlah dari kayunya dan lidah kukit dipotong separuhnya. Masukkanlah mata tersebut ke dalam lidah kulit pohon pangkal bawah tersebut, sedemikian rupa, mata masih kelihatan di atas lidah kulit pohon yang dipotong. Kemudian ikatlah dengan tali rafia dan mata tetap tersembul keluar (jangan sampai terhimpit).
  3. Pada okulasi yang berhasil, sesudah 8-14 hari ikatan tali rafia harus dibuang. Apabila tunas sudah tumbuh sepanjang 1-10 cm, ikatlah tunas pada bagian atas pohon, agar tunas tumbuhnya lurus dan tidak dirusak karena digoyang-goyang angin. Bahan untuk cangkok diambil dari dahan muda/ranting baru berada di cabang pohon/tunas ranting baru yang berada di cabang pohon maupun tunas ranting yang belum produktif. Pencangkokkan dilakukan menjelang musim penghujan agar perakaran dapat tumbuh dengan baik. Namun demikian pencangkokkan dilakukan pada musim kemarau, tetapi harus disiram secara teratur.
Cara mencangkok dilakukan dengan cara mengupas kulit sekeliling dalam 3-5 cm lebarnya. Luka yang telah dibuat dibiarkan kering kena angin 1-2 hari. Kemudian luka bagian atas diolesi hormon rootone F, setelah itu ditutup dengan tanah berkompos atau humus yang telah dibasahi dan dibalut dengan sabut kelapa atau plastik yang telah diberi lobang-lobang kecil.

3) Teknik Penyemaian Bibit
Biji disemai/ditanam ke dalam kantong-kantong plastik yang sudah tersedia di bedengan sedalam setebal biji, setelah itu ditutup lapisan tanah tipis. Biji akan berkecambah dengan rata-rata daya kecambah dan persen jadi tanaman ± 90 %. Semai muda dipotkan selambat-lambatnya setelah berdaun empat helai, karena bibit yang lebih tua sulit untuk dipindahtanamkan (transplanting). Kesulitan ini dapat diatasi dengan cara menyemaikan 1-2 benih langsung ke dalam satu wadah. Semai paling cocok disimpan di bawah naungan (50-70 % intensitas cahaya matahari penuh).

4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Untuk bibit dari biji, penyiraman dilakukan secara teratur setiap pagi hari. Sebaiknya persemaian diberi naungan yang tidak terlalu rapat dan menghadap ke arah timur guna mencegah penguapan air yang terlalu cepat. Untuk bibit dari cangkokkan, penyiraman dapat dilakukan secara teratur tiap hari untuk mencegah kekeringan. Penyiraman ini dilakukan kalau belum ada hujan. Semai dari cangkokan sebaiknya diberi naungan saat baru dipindahkan supaya tidak layu.

5) Pemindahan Bibit
Bibit yang akan diangkut ke lapangan penanaman sebaiknya disiram terlebih dahulu. Pengangkutan bibit ke lapangan penanaman dilakukan pagi atau sore hari dan dikerjakan dengan hati-hati. Pembongkaran bibit di lapangan dikerjakan hati-hati seperti halnya pada waktu pengangkutan. Apabila jarak angkutan bibit cukup jauh, maka bibit yang telah dibongkar dirawat lebih dahulu beberap hari sebelum ditanam. Bibit-bibit ini (dari biji) dapat ditanam di lapangan sewaktu masih muda sekali, yaitu sebelum perakarannya tumbuh keluar pot, sebab gangguan terhadap perakaran dapat mematikan bibit itu. Bibit juga harus mempunyai ukuran tinggi 50-75 cm dan berumur 1-1 1/2 bulan. Bibit dari okulasi dapat ditanam di lapangan pada umur 6-8 bulan. Jika panjang tunas telah mencapai 2-30 cm, potonglah bagian atas pohon pangkal dan lukanya ditutup parafin. Untuk okulasi sebaiknya dilakukan pada saat udara cerah dan tidak hujan. Bibit dari cangkokan, umumnya setelah 1-2,5 bulan, cangkokan sudah berakar banyak dan cangkok dapat diambil. Setelah disapih beberapa hari, cangkok dapat ditanam di lapangan.

Pengolahan Media Tanam

1) Persiapan
Sebelum kegiatan penanaman dilaksanakan, perlu dilakukan pemeriksaan lapangan dan berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan ditentukan batas-batas areal.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman nangka seperti gulma, genangan air, struktur serta pola tekstur tanah harus dibenahi/dikendalikan. Untuk itu tindakan pembersihan lapangan secara total, pengaturan drainase dan pengolahan tanah terutama di tempat yang akan dibuat lobang tanam.

2) Pembentukan Bedengan
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bedengan pembibitan sebagai berikut:
  1. Ukuran bedengan beragam tetapi biasanya digunakan antara 5 x1 m atau 10 x 1 m.
  2. Bedengan membusur arah Utara ke Selatan dan pinggirnya diperkuat dengan bambu, batu merah, atau kayu serta permukaannya ditinggikan 10-15 cm dari atas permukaan tanah.
  3. Antar bedengan berjarak 0,45 m dan setiap 5-10 m bedengan dibuat jalan pemeriksaan sekitar 60-100 m.
  4. Saluran air dibuat sepanjang kiri kanan pemeriksaan.
  5. Bedengan diberi naungan dengan atap nipah atau sarlom. Bagian yang menghadap ke timur dibuat lebih tinggi daripada yang menghadap ke Barat.
  6. Dalam bedengan disusun kantong-kantong plastik yang sudah diisi media tumbuh dan sudah diberi lobang-lobang kecil di bagian bawahnya. Media tumbuh yang digunakan campuran tanah lapisan olah, pupuk organik, dan pasir halus dengan perbandingan 2:1:1. Ukuran kantong plastik yang digunakan 20 x 30 cm dengan tebal 0,08 mm dan berwarna hitam.
3) Pengapuran
Apabila pH tanah bersifat terlalu asam atau basa maka perlu dilakukan beberapa upaya agar nangka bisa tumbuh dan memberikan hasil yang optimal. Apabila terlalu asam (pH<5>7)bisa ditambahkan belerang. Dosis yang dipakai tergantung pada kondisi tanahnya namun sebagai pedoman 1 kg kapur atau belerang untuk 1 m 3 lobang tanam.

4) Pemupukan
Pada lobang tanam, tanah hasil galian dicampur dengan pupuk kandang 20 kg/lubang dan dolomit 0,5 kg/lubang (untuk menaikkan pH). Tanah campuran ini dimasukkan ke lubang 2-3 minggu sebelum penanaman. Seminggu sebelum tanam berilah pupuk NPK (15-15-15) 100 gram ke dalam lubang penanaman.

Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanam
Pola usaha pekarangan adalah bertanam di lahan sekitar rumah. Hasil ini tidak semata-mata untuk dijual tetapi sebagian untuk dikonsumsi sendiri. Sedangakan pola usaha kebun yaitu bertanam di lahan yang jauh lebih luas dari pekarangan dengan pertimbangan hasilnya untuk memnuhi kebutuhan pasar, modal dan tenaga kerja cukup tersedia serta lahannya sesuai dengan persyaratan tempat tumbuh nangka. Pola usaha kebun dapat berbentuk kebun tanaman murni dan kebun tanaman campuran. Pada kebun tanaman murni hanya ditanam satu jenis tanaman yaitu seluruhnya ditanami nangka. Sedangkan di kebun campuran, pohon nangka dicampur nenas, pepaya, dan sebagainya. Pohon nangka yang dipelihara di kebun buah jarak tanamnya 8 - 12 m, dalam pola segi empat atau segi enam: kepadatan yang umum adalah 100-120 batang/ha. Jarak tanamnya antara lobang tanam 12 x 12 m atau 4 x 6 m. 2) Pembuatan Lobang Tanam Lubang tanam dibuat dengan ukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 m atau 1 x 1 x 0,5 m. Pada saat penggalian lubang tanam, tanah bagian atas dipisahkan dari tanah bagian bawah. Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 20 kg per lubang. Lubang tanah yang telah digali dibiarkan terbuka selama 1-2 minggu, agar mendapat sinar matahari sehingga teroksidasi dengan baik. Untuk menghindari kendala tanah asam, tanah galian dicampur dengan dolomit/kapur pertanian sebanyak 0,5-1 kg per lubang tanam dan tanah campuran ini dimasukkan ke dalam lubang 2-3 minggu sebelum penanaman. Untuk tanah yang terlalu berat, selain pengolahan tanah dapat pula ditambahkan pasir sebanyak 0,5 kaleng per lubang. Seminggu sebelum tanam berilah NPK (15–15– 15) 100 gram ke dalam lubang penanamn apabila perlu. Bibit hasil semaian atau okulasi ditanam tegak dan kokoh ke dalam tengah lubang penanaman. Jarak antara lubang tanam 12 x 12 m atau 4 x 6 m.



3) Cara Penanaman
Penanaman dilakukan sore hari atau pagi hari pada permulaan musim penghujan yaitu saat curah hujan sudah cukup merata. Bibit ditanam pada lubang yang sudah tersedia, tegak lurus. Sebelum bibit ditanam, kantong plastik harus dibuang. Kalau penanaman dilakukan di luar musim penghujan atau karena adanya kelainan iklim, yaitu musim hujan tiba-tiba berubah menjadi kemarau lagi, maka bibit yang telah ditanam perlu disiram secara teratur.

4) Pembuatan Lubang pada Mulsa
Pemberian mulsa di sekitar pohon nangka sangat perlu; terutama pada saat musim kemarau untuk meningkatkan kelembapan tanah. Namun pada musim hujan mulsa tidak diperlukan karena dapat mendatangkan serangan jamur. Mulsa juga dapat dimasukkan ke dalam tanah sebagai pupuk organi, pemberian dua kali per tahun sangat membantu pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk pabrik majemuk dilakukan di Malaysia dengan dosis 2-3 kg per pohon.

Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman tanaman yang mati dilakukan pada saat hujan masih turun di tahun pertama dan tahun kedua.

2) Penyiangan
Penyiangan atau membebaskan tanaman dari serangan gulma atau tumbuhan pengganggu dilakukan dengan cara membersihkan gulma secara manual/kimia dari tanaman nangka dengan radius 1-2 m. Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida misalnya Paracol 1,5 liter dalam 600 liter air per ha atau Roundup 2-3 liter dalam 800 liter air/ha. Penyiangan pertama dilakukan 1-2 bulan setelah penanaman, selanjutnya setiap 2-4 bulan dilakukan selama 2-3 tahun. Penyiangan dilakukan dengan cara manual atau kimiawi.


3) Pemupukan
Pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang atau pupuk kompos 1-2 kali setahun sebanyak 20 kg per tanaman. Pemberian pupuk anorganik dilakukan satu minggu setelah penanaman dengan dosis 100 gram NPK per tanaman. Pemupukan kedua pada umur 6 bulan dengan dosis 150 gram NPK per tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan pada tanaman umur 12 bulan dengan dosis 200 gram per tanaman. Pemupukan keempat pada umur 18 bulan dengan dosis 250 gram per tanaman dan pemupukan kelima dilakukan pada tanaman umur 24 bulan dengan dosis 300 gram per tanaman. Selanjutnya bagi tanaman yang sudah berbunga pada lahan tidak subur dapat ditambahkan pupuk organik 650 gram/pohon.

Untuk meningkatkan tanaman diperlukan tambahan pupuk daun guna merangsang pembentukan daun. Pemberian pupuk daun dilakukan selang 2 minggu sampai tanaman umur 17 bulan. Jenis pupuk daun yang digunakan Gandasil D/Bayfolan.

4) Pengairan dan Penyiraman
Tanaman nangka membutuhkan drainase yang baik. Pengairan ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitasnya. Tanaman nangka memiliki perakaran dalam, tidak membutuhkan penggenangan pada saat musim kemarau karena tanaman nangka kurang toleran terhadap genangan. Akarnya masih mampu meyerap air pada tanah yang dalam. Pemberian air tambahan diperlukan selama dua tahun pertama pertumbuhannya.

5) Pemeliharaan Lain
Pemangkasan dilakukan pada bagian tanaman yang tidak subur dan tidak produktif. Pemangkasan cabang dilakukan terhadap pohon nangka yang bertajuk rimbun agar sinar matahari tidak terhalangi sehingga merangsang perbungaan. Pemangkasan dibatasi pada penjarangan pucuk ketika pohon mulai ditanam dan sedikit pemotongan dahan-dahan yang mengandung buah agar memudahkan mencapai buah untuk dibungkus dan kemudian dipanen. Pemangkasan cabang dimaksudkan untuk mengatur pembuahan, karena bunga betina muncul pada batang utama atau cabang primer. Perangsangan pembungaan dilakukan dengan cara melukai, mengebor/mengikat batang. Tujuan perlakuan untuk menghambat hasil asimilasi daun agar tidak meyebar ke seluruh bagian tanaman, melainkan untuk merangsang pembungaan. Agar buah nangka hasilnya baik dan besar, lakukan penjarangan buah. Buah yang mulai membesar bungkuslah dengan kantong/kertas semen yang sudah dicelupakan ke dalam larutan insektisida. Bisa juga dibungkus dengan anyaman dedaunan, misalnya menggunakan daun-daun palem atau anyaman kelapa. Tindakan ini dapat menghalangi serangan tikus atau kelelawar, dan memikat semut yang dapat mengusir serangga lain sehingga diperoleh buah yang kulitnya mulus dan cerah.

Hama Dan Penyakit

Hama
Ulat diaphania caesalis yaitu penggerek pucuk, membuat terowongan sampai ke kuncup, pucuk muda, dan buah. Pemotongan bagian yang terserang memutuskan daun hidupnya karena ulat-ulat ini akan menjadi pupa di dalam terowongan itu; buah dilindungi dengan dibungkus atau disemprot insektisida Thiodan 35 EC. Penggerak kulit batang; berupa ulat-ulat Indarbela tetraonis dan Batocera rufomaculata diberantas dengan mengasap lubang-lubang mereka/disemprot dengan insektisida sistemik yang mengandung bahan aktif karboril (Sevin 85 S). Kumbang-kumbang belalai (weevil) coklat yang menyerang kuncup, Ochyromera artocarpi, merupakan hama nangka yang khas. Tempayaknya (grubs) masuk ke dalam kuncup dan buah yang masih lunak, yang dewasa memakan daun. Bagian tanaman yang terserang dihancurkan, dan diperlukan insektisida. Menyeruaknya kumbang bersayap selaput (spittle bug), Cosmoscarata relata, memakan daun muda. Nimfa hidup bersama-sama dalam suatu massa busa yang disekresi oleh mereka ; nimfa dipungut dan dihancurkan. Larva lalat buah , Dacus dorsalis dan D. umbrosus sering menyerang buah. Untuk menghindari serangannya, buah nangka hendaknya dibungkus; buah yang matang atau kelewat matang jangan dibiarkan bergeletakkan di tanah, tetapi hendaknya dikubur-kubur dalam, dan penyemnprotan pada umpan dapat dilakukan. Hama-hama lainnya adalah bermacam-macam serangga pengisap, seperti kutu tepung, afid, lalat putih, dan ‘thrips’, juga ulat perekat daun (leaf webber). Hama nangka yang lain adalah kepik Helopeltis (Miridae,Hemiptera). Nimfa dan kepik dewasa menghisap cairan bagian tanaman yang masih muda (daun dan buah). Ukuran telurnya 1,5 m, diletakkan dengan cara ditusukkan pada jaringan tanaman. Masa inkubasi 5-7 hari. Nimfa dan kepik dewasa warnanya bervariasi, hijau atau kuning-kehitaman dan kuning oranye. Mengalami 5 kali masa instar. Kepik dewasa panjangnya berkisar 6,5-7,5 mm dengan kemampuan bertelur sampai 18 butir. Beberapa musuh alami diantaranya yang berupa parasit adalah Euphorus helopeltis, Erythmelus helopeltis dan sebagai predator adalah Sycanus leucomesus, Isyndrus sp. dan Cosmolestes picticeps. Untuk pengendaliannya populasi biasanya terkendali oleh musuh alam apabila populasi tinggi dapat dilakukan dengan insektisida misal Lannate 25 WP, Atabron 50EC.

Penyakit
Bakteri mati bujang (Erwinia carotovora) sering menyerang pohon nangka, juga cempedak. Jamur tersebut pertama kali menyerang bagian pucuk dan turun pada tajuk berikutnya. serangan yang hebat dapat mematikan pohonnya. Di India dilaporakan serangan busuk akar dan busuk batang dilakukan oleh jamur Rhizopus artocarpi yang menyebabkan keruguian tanaman hingga 15-30 %. Jamur ini umunya meyerang tunas bunga. Beberapa penyakit yang cukup penting antara lkain Colletotrichum lagenarium, Phomopsis artocarpina, Septoria artocarpi, dan Corticium salmonicolor. Jamur tersebut kebanyakan menyerang pada musim penghujan. Pemotongan bagian tanaman yang terserang akan banyak membantun mengatasi serangan, di samping itu sanitasi kebun dan pemupukan dapat meningkatkan kesehatan tanaman.

Panen


Ciri dan Umur Panen: Kematangan buah ditentukan melalui kriteria sebagai berikut:
1. Apabila buah tersebut dipukul-pukul dengan benda (misalnya punggung pisau) akan berbuyi nyaring.
2. Perubahan warna kulit buahnya dari hijau pucat ke kuning kehijau-hijauan atau kecoklat-coklatan.
3. Mengeluarkan bau yang khas atau aromanya harum.
4. Durinya mulai lunak dan jarak satu duri dengan duri lainnya semakin lebar
5. Kulit buah terlihat seperti akan pecah.

Cara Panen
Cara pemetikan buah nangka matang ialah gagangnya dipotong dengan pisau tajam dan buah nangka itu diturunkan dengan hati-hati. Pohon nangka yang berbuah besar berbuah pada umur 5-10 tahun sedangkan nangka mini pada umur 1,5-2 tahun. Pada umumnya buah masak setelah 8 bulan sejak bunganya muncul.

Periode Panen
Umur maksimum produksi buah 20-30 tahun, sesudah itu harus diremajakan. Hasil buah per tahun per pohon beragam umumnya berkisar 8-12 buah / pohon / tahun.

Pasca panen
Pengumpulan
Buah nangka dikumpulkan oleh pemborong atau dibawa langsung ke pasar dan dijual ke pedagang eceran atau dibelah dan dilepas satu-satu untuk dijual langsung ke konsumen.

Penyimpanan
Daging buah nagka yang tebal itu seringkali diekstrak, dibersihkan, dan dijual dalam keadaan ekstrak segar. Jika persediaan melimpah, buah nangka diawetkan, caranya ialah: daging buah dipisahkan dari bijinya, kemudian dicuci, dipipihkan, dan dijemur ditambah gula atau sirop, atau tanpa diberi apa-apa. Hasil olahan ini dijual sebagai kue kering. Di semenanjung Malaysia dilakukan pengalengan.

Penanganan Lain
Daging buah nangka digunakan untuk mengharumkan es krim dan minuman/dijadikan madu nangka, konsentrat, atau tepung dan dimanfaatkan dalam pembuatan minuman. Biji nangka bisa dibuat tepung biji nangka yang dicampurkan ke dlam tepung gandum untuk pembuatan roti. Penggunaan tepung biji nangka sebagai bahan substitusi sebagian tepung terigu dalam pembuatan cookies dan BMC (Bahan Makanan Campuran).


sumber : http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2009/01/budidaya-nangka-artocarpus.html